Belajar Bisnis Online

Mau belajar KITAB KUNING sendiri dirumah, mau sofeware kitab kuning GRATIS !..download aja di. www.shamela.ws berisi 3.2 Giga yang berisi ribuan kitab klasik maupun kontemporer,tafsir alquran, hadis bukhori muslim dll. atau jika anda kesulitan download pesan aja hanya 50 ribu sudah ongkos kirim seluruh indonesia DVD.HUb. Hp : 0856 553 874 38 telp/sms. >>>KUMPULAN KITAB ISLAM LENGKAP

Rabu, 02 Desember 2009

Honor, Gaji atau Bonus Menulis

Honor, Gaji atau Bonus Menulis
HONOR ATAWA BONUS MENULIS

Nah, ini dia. Honor menulis. Ya, jika tulisan kita dimuat, masing-masing media massa akan menyediakan imbalan berupa honorarium. Besarnya bervariasi, tergantung kebijakan mereka masing-masing. Biasanya, media kelas nasional akan memberikan honorarium yang lebih besar ketimbang media lokal.

Untuk satu tulisan dengan panjang 5 ribu – 6 ribu karakter per artikel, biasanya akan mendapatkan honor antara 75 ribu hingga 1 juta rupiah. Media lokal dan regional, berkisar 75 ribu hingga 400 ribu. Sementara media asional rata-rata sudah diatas 400 ribu hingga 1 juta rupiah per tulisan, bahkan mungkin lebih untuk kasus-kasus tertentu.

Mari kita berandai-andai, jika misalnya kita memiliki empat tulisan yang dimuat di media regional dan nasional, maka paling tidak per bulan kita mendaptkan honor : 400 ribu x 4 kali = 1.6 juta rupiah. Lumayan bukan? Honor ini biasanya akan dikirim maksimal dua minggu setelah tanggal pemuatan dan ditransfer via rek. Bank. Karena itu, jangan lupa untuk mencantumkan no. rek Anda.

Anggap saja honor ini sebagai bonus menulis. Jangan terlalu stress dan dipikirkan.
Insyaaloh, dengan makin produktif bonus-bonus ini akan mengalir dengan
sendirinya.

Dari honor ini Anda bisa menggunakannya untuk membeli buku, browsing di internet dsb. Bagi mahasiswa, jika satulisan saja Anda dimuat di media regional atau nasional per bulannya, maka sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kuliah selama sebulan. Cukup untuk beli buku, kost, makan. Saya telah membuktikannya ketika masih kuliah di ITS dulu. Bahkan, dari honor menulis itulah, saya bisa menyelesaikan studi di ITS.

*Oleh : Nurhadi

Naskah Ditolak Media

Naskah Ditolak Media
NASKAH DITOLAK?

Jangan takut, jangan pesimis, jangan menyerah jika naskah kita tidak dimuat. Penulis yang sudah mapan pun pernah mengalami hal yang serupa. Tulisan saya, pernah ditolak oleh Kompas hingga sembilan kali, baru pada tulisan ke-10 ia bisa dimuat.

Umumnya, jika setelah dua minggu pasca pengiriman naskah kita tak kunjung dimuat, itu
berarti ditolak. Ada media yang rutin memberitahu bahwa tulisan kita tidak bisa dimuat, namun ada pula yang tidak. Gunakan patokan sederhana ini: Dua minggu tidak dimuat, berarti ditolak.

Jika demikian, kita bisa mengevaluasi kembali, kira-kira apa penyebabnya. Apakah karena : ide yang basi, penyampaian yang bertele-tele atau kesalahan teknis. Edit kembali, perbaiki, jika topiknya masih hangat, coba kirimkan ke media lain.

Intinya : Jangan pernah menyerah, jangan menjadi beban. Anggap saja, naskah
yang kita kirim sebagai tulisan yang hilang. Lalu, sembari menunggu tulisan kita dimuat, jangan berhenti berproduksi. Teruslah menulis dengan topik-topik ainnya.


*Oleh : Nurhadi

Tata Cara Pengiriman Naskah

TATA CARA PENGIRIMAN NASKAH

Setelah selesai menulis, selanjutnya kita akan menyempurnakan ikhtiar dengan
mengirimkannya ke media massa yang bersangkutan. Caranya? Gampang. Hampir semua
media massa menyediakan alamat e-mail.

Lewat pos bagaimana? Boleh juga. Tetapi, hanya tinggal beberapa media saja yang menerima naskah lewat pos. Lagi pula, dengan cara ini peluang tulisan dimuat makin kecil, karena redaksi tentu tidak akan mau repot-repot menulis ulang. Jadi, kirim via email.

Ketika mengirimkan naskah tulisan lewat email, gunakan kata pengantar dan judul email
yang baik dan resmi. Jangan sekali-kali menggunakan bahasa gaul !!! Sebutkan dengan jelas, untuk rubrik apa tulisan tersebut.

Contoh surat pengiriman naskah artikel/opini :
Judul email : Opini_Menjadikan Surabaya Sebagai Kota Bahari
Isi email : Redaktur “XY” yth.

Berikut ini saya kirimkan artikel opini dengan judul “Menjadikan Surabaya sebagai kota bahari”. Tulisan ini membahas peluang kota Surabaya sebagai kota bahari ditahun 2009 ini. Kiranya tulisan ini bisa dimuat di rubik “Opini” harian “XY”.

Sekian dan terima kasih.
Salam
Nurhadi

Bisa juga pada “profile” tersebut kita tambahkan prestasi yang berkaitan dengan topik yang kita tulis. Saya ambil contoh, Budi menulis artikel tentang perbukuan, maka informasi buku-buku yang ia tulis bisa menjadi nilai tambah. Profil-nya bisa ditulis demikian : Budi, alumni ITS Surabaya, penulis buku : Cara cepat menjadi penulis best seller.

INTINYA : Berikan informasi yang akan
menunjang tema yang sedang kita garap.

Dan, jangan lupa untuk menulis profil
singkat Anda. Tulis HANYA yang
sesuai dengan topik yang Anda tulis.
Tidak perlu panjang-panjang, cukup
satu atau dua kalimat.

Misalnya : Budi setiawan PhD, adalah
doktor ekonomi lulusan University of
Sidney. Kini menjadi dosen ekonomi
luar biasa di Universitas XY.


Contoh lain : Arman S, Mahasiswa
jurusan teknik sipil ITS Surabaya.



*Oleh : Nurhadi

Saran Untuk Penulis Pemula

Saran Untuk Penulis Pemula

“Jangan “gengsi” untuk menulis di sura kabar lokal. Peluangnya jauh lebih besar daripada menulis di media kelas nasiona karena tingkat persaingannya yang tidak begitu ketat.

Lagipula, menulis di media lokal akan mempermudah Anda menjalin
komunikasi dengan redaktur, umumnya mereka memiliki waktu yang lebih luang untuk mempelajari tiap naskah yang masuk”.

Membuat Tulisan Dimuat Media

Membuat Tulisan Dimuat Media
APA YANG MEMBUAT TULISAN
KITA DIMUAT?
Tulislah dengan format Microsoft
word, RTF (Rich text format) atau
jika menggunakan open source
gunakan format “open office”.
Umumnya, panjang naskah antara 5
ribu hingga 6 ribu karakter. Jangan
lebih atau kurang dari angka tersebut
karena akan berpengaruh pada
pengeditan. Untuk mengetahui
jumlah karakter, silakan buka
Microsoft word    tools    word
count. Yang umum, gunakan spasi
1.5 atau 2 spasi. Dengan
menggunakan huruf standar Times
New Roman.

Topik hangat dan aktual.
Pasti, tidak mungkin redaktur memilih tulisan yang basi, pasti mereka memilih tulisan yang hangat, aktual dan menjadi pembicaraan masyarakat luas.

Cara pembahasanya unik atau menawarkan sesuatu yang lain.
Ketika kita mengirim ke semua media (apalagi media nasional), maka pada saat yang sama, orang lain juga melakukan hal yang serupa. Ambil contoh Jawa Pos, setiap hari lebih dari 20 naskah masuk ke redaksi.

Jadi, misalkan dari 20 naskah tersebut sama-sama menulis soal UU BHP (Undang-undang badan hukum pendidikan), maka yang cara pembahasannya unik atau menawarkan sudut pandang lain (tidak biasa) akan memiliki peluang dimuat jauh lebih besar.

Ditulis oleh orang yang ahli di bidangnya Ya, jika Anda seorang ahli politik, tulislah hal-hal yang terkait dengan politik. Itu jauh berpeluang ketimbang menulis soal iptek. Atau seorang dosen teknik fisika, akan lebih - baik jika menulis soal ke-fisika-an atau IPTEK.

Karena itu, saya sering berpesan kepada penulis pemula, untuk menulis hal-halnya yang sifatnya spesifik yang sesuai dengan bidang keahliannya. Penulis pemula, biasanya tergoda untuk menulis banyak hal, padahal pengetahuannya tidak terlalu mendalam.

Penulisnya orang terkenal atau tokoh

Tentu, kadang meskipun tatabahasa amburadul atau cara pembahasannya biasa-biasa saja, tulisan-tulisan tokoh terkenal atau pejabat yang berpengaruh memiliki peluang dimuat lebih besar. Misalnya ia pimpinan organisasi kemasyarakat atau menteri.

*Oleh : Nurhadi

Cara Menulis : Menjadikan Tulisan Utuh

Cara Menulis : Menjadikan Tulisan Utuh
Langkah ke tiga : Menjadikan tulisan utuh


Nah, ini yang final untuk membuat satu tulisan. Ya, setelah ide dan outline plus referensi
tersedia, kita tinggal merangkainya menjadi sebuah tulisan yang utuh.

Caranya :
- Lakukan pengembangan per pokok pikiran yang telah ada di “outline”.
- Pergunakan referensi dan pengetahuan yang kita miliki untuk mengembangkan
pokok pikiran tersebut

Biasanya juga, diawal kalimat kita bisa mengawali dengan sebuah kutipan berita yang
sedang hangat, misalnya :

“Jawa Pos, edisi 2 Januari 2008 merilis fakta yang memprihatikan bahwa lebih dari
sepuluh persen remaja dibawah usia 17 tahun telah melakukan “free
sex”………………Selanjutnya kembangkan sesuai dengan bahan yang telah kita miliki.

Atau bisa juga dengan kata-kata motivasi atau kata-kata mutiara. Ini, biasa kita temui
pada penulisan kolom opini, misalnya :

“Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kugocangkan dunia” – Soekarno.

Langkah Menulis

Langkah Menulis
Oke, sekarang kita tiba pada topik utama kita, yakni langkah menulis artikel dan opini.

Langkah ke satu: MENCARI IDE atau TOPIK
Redaktur media massa hanya akan memilih dan memuat tulisan yang sedang menjadi
“trend” atau sedang hangat menjadi pembicaraan di masyarakat. Misalnya, ketika sedang
ramai-ramainya flu burung, maka naskah yang mengangkat seputar flu burung-lah yang
memiliki peluang lebih besar daripada topik-topik yang lain.

Karena itu, pintar-pintarlah mencari “topik apa yang sedang hangat hari ini?”
Caranya :
Baca “headline” surat kabar, biasanya “headline” merupakan topik yang sedang ngetrend. Jika dalam beberapa hari, Koran A masih menjadikannya sebagai berita utama, tulislah opini tentang hal tersebut

Intinya : Banyak-banyaklah mencari informasi, baik melalui Koran, majalah, atau
browsing di internet. Jika sudah menemukan topik yang tepat, catat dan kemudian tinggal mengembakan menjadi sebuah tulisan yang utuh. Ini akan kita bahas kemudian.

Langkah ke dua : Membuat Outline dan mengumpulkan referensi.
Bentuk outline terserah, tergantung
kreativitas kita masing-masing.
Setelah outline ada, kini saatnya
mengumpulkan referensi. Anda bisa
mencari lewat “gooling” di internet,
membaca Koran, majalah, buku dan
sumber lainnya. Bisa juga lewat hasil
wawancara.


Nah, misalkan ide sudah kita dapatkan Langkah selanjutnya adalah membuat
“outline”, ini akan memudahkan memetakan pikiran.

Misalkan, topik yang kita pilih
“Menjadikan batam sebagai pulau investasi” Maka, outline-nya bisa seperti berikut
ini:

- Kondisi batam secara umum (industri dan jumlah investor)

- Pencapaian investasi di batam

- Kendala investasi

- Target investasi dan stakeholder yang berperan

Tapi satu hal yang perlu di ingat : Menulis di media massa berbeda dengan jurnal ilmiah,
hindari pengutipan yang terlalu formal.

Oleh : Nurhadi

Artikel dan Opini

ARTIKEL DAN OPINI
Apa sih yang dimaksud dengan artikel?
Artikel : Bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan
maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena
alam atau sosial tersebut.

Bagi para dosen, peneliti, ilmuwan, pengamat, praktisi atau mahasiswa, menulis artikel di media massa (Koran, majalah , jurnal dsb) merupakan kegiatan yang terhormat secara intelektual. Karena dengan menulis artikel berarti pengakuan secara tertulis sesuai dengan kapasitas bidang keilmuannya masing-masing.

Bagi yang berlangganan KOMPAS, silakan di lihat rubrik “Ilmu pengetahuan” yang
biasa memuat artikel-artikel popular yang biasanya ditulis oleh Dosen atau Peneliti dari LIPI. Kadang pula, muncul tulisan dari penulis lepas (tidak terikat oleh instansi tertentu).

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan Opini?
Opini : Bentuk tulisan yang berisi pendapat atau gagasan seseorang terhadap sebuah
permasalahan (alam atau sosial).

Jika artikel lebih menekankan pada BERITA maka opini lebih menekankan pada
PENDAPAT.

Hampir semua media massa menyediakan kolom OPINI bagi para penulis luar. Biasanya
mengangkat isu-isu yang sedang menjadi “Head line” atau topik utama. Sebagai contoh
dan perbandingan, silakan dibaca rubrik Opini yang bisa dinikmati di Koran JAWA POS,
KOMPAS, Surya, Surabaya Post, Republika, Suara Karya, Seputar Indonesia, Sinar
harapan, Batam Pos, dan juga sejumlah media lainnya. Agar mudah dianggap, bahwa Menulis itu gampang.

Menulis itu Gampang

Menulis itu Gampang
Cara ini biasa disebut sebagai
“FREE WRITING” atau menulis
bebas. Cara ini akan membantu
kita membiasakan diri untuk
mengembangkan sebuah
ide/kejadian menjadi sebuah
tulisan. Mari kita berandai-andai,
jika setiap hari kita rutin menulis
dua halaman saja, maka per bulan
sudah 60 halaman atau 720
halaman dalam setahun. Ini setara
dengan 6 buah buku. Luar biasa
bukan?

Kadang-kadang dipertengahan menulis, ide yang ada dipikiran tiba-tiba macet ditengah
jalan. Bagaimana solusinya? JANGAN PAKSAKAN. Berhentilah sejenak menulis, carilah penyegaran. Itu bisa juga sebagai Bekal Menulis Selanjutnya. Misalnya dengan membaca majalah ringan, menonton TV atau bergurau dengan keluarga. InsyaAlloh, setelah pikiran “fresh” kembali, ide tersebut bisa terlecut kembali dan aktivitas menulis dapat dilanjutkan.

Disamping itu, sahabat setia menulis adalah membaca. Jika ingin jadi penulis yang menggigit, banyak-banyaklah membaca. Membaca buku apa saja. Dengan banyak membaca berarti khazanah pengetahuan kita luas sehingga mutu tulisan kita semakin berbobot.

INTISARI :

- Menulis itu gampang

- Bekal menulis : MENULIS, MENULIS dan MENULIS

- Berlatihlah menulis dengan cara “Free writing”, misalkan lewat catatn
harian/diary

- Carilah kesibukan lain jika gagasan menulis buntu

- Banyaklah membaca untuk memperkaya khazanah pengetahuan

Bekal Untuk Menulis

BEKAL MENULIS

“Menulis? aduh! Susah sekali”.

“Saya punya ide, tapi bagaimana
mengembangkannya ke dalam
tulisan utuh?”

“Gimana nih caranya ngirim
artikel ke surat kabar?”

“Saya sudah ngirim tulisan ke
media A sepuluh kali, kok nggak
ada yang dimuat ya?”



Itu adalah sebagian penggalan pertanyaan sering diutarakan oleh teman-teman penulis.
Umumnya pertanyaan itu masih seputar soal ide, gagasan, referensi, mengembangkan tulisan hingga tata cara pengiriman naskah ke media massa. Bahkan ada pula yang bertanya soal honor tulisan.

Saya tentu maklum dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, karena bagi sebagian
orang menulis masih merupakan pekerjaan yang sulit, apatah lagi bagi penulis pemula atau yang “coba-coba” menjadi penulis. Jangankan mereka, penulis professional sekalipun kadang-kadang masih mengalami kendala.

Namun, Anda tidak usah cemas. Semua kekhawatiran tersebut akan segera berakhir
dengan memiliki bekal menulis yang cukup yakni dengan banyak berlatih MENULIS,
MENULIS dan MENULIS.

Cobalah setiap hari dengan melakukan latihan kecil. Misalkan menulis catatan harian.
Ikatlah kejadian yang menarik hari ini dengan menulis di buku, komputer, laptop atau
PDA. Tidak usah yang rumit-rumit, tuliskan apa adanya. Jangan terlalu dipikirkan soal
tata bahasa atau pengunaan kalimat. Tulis saja apa adanya. Cara mudahnya, sugestikan
diri Anda seolah berbicara dengan diri sendiri.

Contoh:
“Alhamdulillah, proposal TA-ku di acc sama dosen waliku. Setelah perjuangan yang
sangat panjang….., berarti bulan ini aku harus segera menyelesaikan dua bab yang
pertama, jika tidak targetku untuk lulus semester tahun ini gagal total. Tidak, aku pasti bisa menyelesaikannya!”